Monday, June 11, 2012

Perang Dingin




originally from : http://kask.us/9566706


Apa itu Perang Dingin?

Perang Dingin ( 1947–1991 ) secara singkat adalah periode konflik, ketegangan dan kompetisi antara blok barat yang dipimpin Amerika Serikat, dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet tak lama setelah berakhirnya perang dunia.

Setelah kekalahan Nazi Jerman, kedua belah pihak yang berbeda pendapat akan bagaimana cara membangun kembali Eropa pasca perang pun terlibat dalam perselisihan. Kedua pihak tersebut adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet yang sama - sama mempunyai kekuatan raksasa dan pengaruh luar biasa atas dunia.


Periode ini ditandai dengan perlombaan persenjataan, baik senjata konvensional maupun senjata nuklir, pengembangan teknologi, , koalisi militer, spionase, bentrokan ideologi antara komunisme dan kapitalisme dan konflik bersenjata.

Meskipun kedua pihak tidak pernah bertempur langsung satu sama lain, secara tidak langsung konflik di antara keduanya menyulut dan menyebabkan berbagai perang lokal.

Ditakutkan, perang ini akan berakhir dengan perang nuklir dalam skala besar, yang beresiko mengakibatkan kiamat dunia, namun akhirnya tidak pernah terjadi.
I. Awal Dari Sebuah Akhir

Konferensi Yalta



Konferensi Yalta diadakan pada tanggal 4 sampai 11 Februari 1945 di Yalta, Uni Soviet. Disana "Big Three", tiga orang "terkuat" di dunia bertemu untuk menentukan nasib Eropa setelah Perang Dunia II berakhir. Mereka adalah, Franklin D. Roosevelt, presiden Amerika Serikat, kemudian Winston Churchill, perdana menteri Kerajaan Inggris dan Joseph Stalin, diktator Uni Soviet.

Tujuan dari pertemuan ini dapat dibagi menjadi 4, yaitu :

  1. Pembentukan Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB )
  2. Memprioritaskan menyerahnya Jerman tanpa syarat, pemburuan para penjahat perang, pembagian wilayah Jerman , dan bantuan perbaikan untuk negara tersebut setelah perang selesai.
  3. Membicarakan masuknya Uni Soviet dalam perang Pasifik, dalam konteks ini, melawan Jepang
  4. Masa depan Polandia

Untuk yang pertama, pembentukan PBB. Roosevelt mengusulkan bahwa PBB sebaiknya memiliki sebuah kelompok khusus yang merupakan pemegang hak veto.
Hak veto adalah hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang atau resolusi. Diputuskanlah bahwa pemegang hak veto ini adalah 4 negara yang berperan besar dalam Perang Dunia II, yakni Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet dan China.

Churchill pun setuju. Stalin menginginkan 15 republik yang tergabung dalam Uni Soviet untuk mendapatkan kursi dalam PBB, namun pada akhirnya dia menawarkan cukup 2 republik terbesarnya, Ukraina dan Belarussia tergabung dalam PBB.

Berikutnya, pembagian wilayah Jerman. Amerika Serikat ingin membangi Jerman dalam 5 konstitusi. Inggris mengusulkan membagi Jerman menjadi wilayah, yaitu Prussia dan Bavaria, dengan pusat Jerman di Ruhr di bawah kontrol dari pihak internasional. Inggris juga mendorong zona kekuasaan untuk Perancis, dimana ditentang oleh Stalin, namun pada akhirnya disetujui. Untuk batas yang lebih jelas akan dibahas dalam pertemuan di masa datang.

Edward Steitinius ,sekretaris negara Amerika Serikat membawa proposal "Deklarasi Eropa Merdeka". Isinya adalah sbb :
  • Ciptakan kedamaian internal dalam negara.
  • Menghilangkan kejenuhan rakyat.
  • Membuat otoritas internal dalam pemerintahan dan pembentukan demokrasi dan pemilihan umum secepatnya.

Maka dari itu, disimpulkan bahwa negara - negara yang telah bebas dari Jerman, bebas untuk menciptakan pemerintahannya yang merdeka dan demokratis.

Untuk masalah perang Pasifik, Roosevelt menentang lebih terlibatnya Inggris dalam perang tersebut, karena dia tahu bahwa Churchill akan meminta lebih banyak koloni, namun disaat yang sama, dia membutuhkan bantuan untuk menghindari lebih banyak korban dari negaranya. Stalin pun setuju untuk memasuki perang Pasifik 3 bulan setelah kekalahan Jerman nantinya.

Masa depan Polandia. Ini adalah masalah paling rumit.

Stalin menginginkan Polandia berada di bawah kendalinya. Keputusan ini ditentang keras oleh kedua kekuatan Barat ( Amerika Serikat & Inggris ), terutama Churchill. Dia pun berkata bahwa Inggris memasuki perang untuk melindungi kedaulatan Polandia. Maka dari itu, Stalin pun berjanji untuk melaksanakan pemilu di Polandia secepatnya.

Dari titik ini, hubungan antara Uni Soviet dan negara - negara barat memburuk.

Masalah utama pada Konferensi Yalta adalah bagaimana memperlakukan negara-negara yang berada di bawah pendudukan Jerman setelah kemenangan Sekutu. Jelas sekali, bahwa ide Stalin akan pemerintah bebas dan demokratis berbeda dengan pihak barat. Dalam pikiran Stalin pemerintahan bebas dan demokratis harus tunduk ke Moskow dan memiliki rakyat pro-Soviet.

Menyerahnya Jerman



Pasukan Uni Soviet pada akhir April akhirnya memasuki Berlin, ibukota Jerman, sementara negara - negara barat telah menyapu bersih perlawanan di Italia. Pemimpin blok fasis dan perdana menteri Italia, Benito Mussolini, ditangkap dan dibunuh oleh rakyatnya sendiri pada tangal 28 April 1945. Tanggal 30 April 1945, Reichstag, kantor pusat pemerintahan Nazi telah berhasil dikuasai oleh tentara merah Uni Soviet. Di hari ini pula, Adolf Hitler bunuh diri, Jerman pun menyerah. Beberapa pasukan Jerman yang ditempatkan di Paraguay tetap bertahan sampai tanggal 11 Mei sebelum akhirnya juga menyerah.

12 April, Presiden Franklin D. Roosevelt meninggal dunia. Dia digantikan oleh Harry S. Truman.

Pada bulan Juli 1945, Uni Soviet akhirnya secara efektif mengendalikan negara-negara Baltik, Polandia, Cekoslovakia, Hungaria, Bulgaria dan Rumania. Awalnya, orang-orang Rumania, Bulgaria dan Hongaria memandang Tentara Merah sebagai pembebas, tapi pembunuhan politikus anti-komunis lewat perintah Stalin segera mencemari kemerdekaan yang baru saja mereka rasakan.

Stalin sendiri telah mendirikan pemerintahan komunis di Polandia. Inggris dan Amerika memprotes, tetapi Stalin membela tindakannya. Ia menegaskan bahwa kekuasaannya di Eropa Timur adalah langkah pertahanan terhadap serangan yang serupa dengan invasi Jerman di masa depan.

Setelah kematian Roosevelt, Harry S. Truman yang menjadi presiden baru tidak lebih simpatik kepada Stalin dibandingkan Roosevelt. Ia kini ialah presiden dari sebuah negara yang dipersenjatai dengan senjata baru dan menakutkan, bom atom.

Presiden Roosevelt adalah orang yang optimis. Dia tampaknya percaya bahwa walaupun Eropa Timur telah jatuh di bawah pengaruh Rusia, Stalin akan menepati janjinya dengan mendirikan pemerintahan parlementer bebas terpilih di daerah tersebut. Jadi Roosevelt tidak menganjurkan perlawanan melawan ekspansi Rusia. Truman, sangat kontras dengan Roosevelt.

Dia berpikir bahwa komunis tidak akan mendirikan pemerintahan demokratis di Eropa Timur. Dia juga percaya bahwa setelah Uni Soviet telah ditanamkan kendalinya di Eropa Timur, ia akan terus memperluas pengaruhnya ke Eropa barat.


Ultimatum Potsdam



Setelah menyerahnya Jerman, Sekutu dan Rusia bertemu di Potsdam, Jerman. Konferensi ini diadakan dari 16 Juli hingga 2 Agustus 1945. Mereka membahas apa yang harus dilakukan pada Jerman baru saja menyerah. Di tengah jalannya konferensi, Winston Churchill diganti dengan perdana menteri baru Inggris Clement Atlee. Sejumlah masalah tidak sepenuhnya dibahas di Potsdam. Ada berbagai kegagalan dalam mengkonfirmasi ulang janji yang dibuat pada Konferensi Yalta, yakni pemilu yang bebas dan independen di Eropa Timur yang dikuasai Stalin. Masalah perbatasan baru antara Polandia dan Jerman juga tidak terselesaikan.

Pada tanggal 16 Juli 1945, Amerika berhasil menguji bom atom lewat proyek Trinity di sebuah gurun di New Mexico, Amerika Serikat. 21 Juli, Churchill dan Truman setuju bahwa senjata harus digunakan. Truman sebelumnya telah dibujuk oleh Henry Stimson dari sekretariat perang Amerika Serikat, untuk menginformasikan Uni Soviet perkembangan baru ini, untuk menghindari kecurigaan dari Uni Soviet.

Truman tidak memberitahu Stalin senjata hingga tanggal 25 Juli. Dia mengatakan bahwa Amerika memiliki "senjata baru kekuatan yang luar biasa destruktif." Menurut saksi mata , Stalin terlihat tidak tertarik. Kemudian diketahui bahwa Stalin sebenarnya telah menyadari keberadaan bom atom jauh sebelum Truman, karena ia mata-mata yang telah menyusup Proyek Manhattan ( Riset pembuatan bom atom ) dari awal ( Klaus Fuchs, Ted Hall, dan David Greenglass), sementara Truman baru diberitahu tentang bom atom setelah kematian Roosevelt.

26 Juli, hasil konferensi Potsdam disiarkan ke Jepang, isinya mengancam akan memberikan kehancuran total ke negara tersebut kecuali Kekaisaran Jepang menyerah tanpa syarat, namun tidak memberitahukan soal "senjata baru", yakni bom atom.

Kronologi Singkat Penciptaan Bom Atom



Pada tahun 1938 fisikawan Jerman Otto Hahn menemukan cara membelah atom uranium. Banyak ilmuwan takut Jerman mungkin mencoba untuk memanfaatkan hal ini untuk menciptakan senjata pemusnah demi misi penaklukan mereka.

Salah satunya adalah 3 ilmuwan Hungaria , Leo Szilard, Edward Teller dan Eugene Wigner ( semuanya pengungsi Yahudi ) membujuk fisikawan terkenal di dunia Albert Einstein untuk menandatangani surat yang ditujukan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt menggambarkan kemungkinan implikasi militer dari penemuan Jerman ini dan mendesak Amerika Serikat segera membuat penelitian akan bidang termonuklir. Roosevelt pun menunjuk Komite Briggs pada bulan Oktober 1939 untuk memulai penelitian ini.

Pemerintah Amerika Serikat tetap memberikan prioritas sedikit pada pengembangan bom atom sampai tahun 1941. Dipicu oleh laporan intelijen bahwa Jerman sudah memulai penelitian lebih lanjut , Roosevelt pun berupaya mengintensifkan penelitian di negaranya sendiri. Serangan kejutan di Pearl Harbor dan keberhasilan militer Jerman di Eropa pun menjadi penegas bahwa pemerintah Amerika harus melanjutkan penelitian dengan kecepatan penuh untuk menemukan rahasia energi atom sebelum Axis Powers ( Jerman, Jepang, Italia ).

Proyek Manhattan pun dimulai. Proyek ini diatur oleh Julius Robert Oppenheimer dan Enrico Fermi. Sebuah laboratorium jelas di Los Alamos, New Mexico menjadi pusat dalam upaya untuk menghasilkan senjata atom / nuklir.

Pada tahun 1944 Amerika Serikat dan Inggris sadar Jerman tidak lagi punya kesempatan untuk mengembangkan bom atom karena berada di ambang kekalahan. Namun bukannya memperlambat jalannya Proyek Manhattan, Roosevelt menekankan perlunya kelanjutan penelitian dan pengembangan; meskipun Jerman bukan lagi ancaman, keengganan Jepang untuk menyerah menandai kemungkinan pertempuran panjang di Pasifik.

Oleh karena itu, pemerintah tidak lagi memandang bom itu sebagai senjata defensif untuk melindungi dunia dari Jerman Nazi, tetapi sebagai cara untuk menyelamatkan nyawa rakyat Amerika dengan memperpendek masa perang melawan Jepang.

Trinity adalah nama sandi dari uji coba senjata nuklir pertama. Tes ini dilakukan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945, di Jornada del Muerto, padang pasir sekitar 35 mil (56 km) tenggara dari Socorro, New Mexico. Tes ini ternyata membuahkan hasil.

Melihat kesuksesan dalam uji coba ini, Oppenheimmer pun takjub, ketakutan dan bahkan menyesal. Apa yang dia perjuangkan selama ini akan menjadi senjata pemusnah massal. Dia pun berkata

"Aku telah menjadi sang maut, pemusnah dunia - dunia"
-J. Robert Oppenheimer

Proyek ini mempekerjakan lebih dari 130.000 fisikawan dan menghabiskan hampir 2.000.000.000 dollar.

Akhir Juli 1945, Truman mendapatkan kabar bahwa Bom Atom sudah siap digunakan.


Menyerahnya Jepang



Pemerintahan Jepang tidak menghiraukan ultimatum dari pihak sekutu. Pada tanggal 6 Agustus, dengan perintah Harry S. Truman, bom atom "Little Boy" pun dijatuhkan di Hiroshima. Kilatan cahaya yang menyambar sekilas setelah bom dijatuhkan dan menyapu seluruh kota. Ledakan pun terjadi, Hiroshima pun lenyap dari muka bumi. 150.000 rakyat Jepang tewas terkena ledakan dan radiasi.

Setelah pemboman Hiroshima, Presiden Truman mengeluarkan statemen :

"Jika mereka tidak menerima syarat kami sekarang, mereka mungkin mengharapkan adanya hujan kehancuran yang tidak pernah terjadi sebelumnya di muka bumi."

Menteri Luar Negeri Soviet Vyacheslav Molotov telah menginformasikan Tokyo akan pembatalan sepihak Uni Soviet atas Pakta Netralitas Soviet-Jepang pada 5 April. Subuh, pada tanggal 9 Agustus Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang. Mereka pun menyerang negara boneka Jepang di Manchukuo. Para pemimpin senior Angkatan Darat Jepang memulai persiapan untuk mengumumkan keadaan militer darurat, dan dengan dukungan Menteri Perang Korechika Anami, untuk menghentikan siapa saja yang berusaha untuk menyerah.

Akhirnya bom atom kedua , "Fat Man" dijatuhkan juga pada tanggal 9 Agustus ke Nagasaki. Sama seperti yang terjadi di Hiroshima, kilatan cahaya menyapu dan meledakkan seiisi kota. Awan ledakan pun timbul dan membumbung setinggi 18 km. Nyawa 60.000 rakyat Jepang pun hilang.

Dalam sejarah, hanya dua kali senjata nuklir digunakan dalam peperangan, yakni di dua peristiwa ini.

Berakhirnya Perang Dunia II



Serangan mendadak Uni Soviet ke Manchuria dan bom atom yang diledakkan sekali lagi di Nagasaki, membuat Hirohito, kaisar Jepang tidak mempunyai banyak pilihan. Setelah rapat kekaisaran, akhirnya Jepang kemudian menyatakan menyerah kalah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Baru sehari setelah pernyataan ini keluar, divisi angkatan bersenjata yang tidak setuju akan penyerahan ini akhirnya melakukan kudeta. Peristiwa ini dikenal sebagai kudeta Kujyo.

2 September 1945, di dek kapal USS Missouri, perjanjian menyerahnya Jepang ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan Jepang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu.

Mamoru Shigemitsu, yang kehilangan salah satu kakinya di China menjadi penanda tangan surat penyerahan diri Jepang. Sehari sebelumnya, dia telah bertemu dengan kaisar Hirohito.

Perang Dunia II resmi berakhir, dengan korban lebih dari 60 juta jiwa.

Berlin Setelah 1945



Keseluruhan negara Jerman dibagi menjadi empat zona dan Berlin sendiri juga dibagi menjadi empat zona. Sekutu (Inggris, Amerika dan Perancis) mempengaruhi jalannya pemerintahan di zona mereka berlawanan dengan kawasan yang dikendalikan oleh Uni Soviet.

Uni Soviet ingin tetap Jerman selemah mungkin untuk memastikan bahwa Uni Soviet tidak pernah diserang lagi oleh Jerman. Mereka juga mengambil apa pun yang dibutuhkan oleh Uni Soviet dari Jerman. Dengan cara ini, Uni Soviet dapat mulai membangun dirinya kembali dan Jerman akan tetap miskin.

Sekutu percaya bahwa Jerman yang kuat akan memungkinkan demokrasi makmur setelah beberapa tahun kediktatoran Nazi. Mereka juga percaya bahwa Eropa membutuhkan Jerman yang kuat sehingga ekonomi mereka akan makmur. Untuk membuat zona mereka untuk bekerja lebih efektif, Inggris, Amerika dan Perancis memutuskan untuk menggabungkan zona mereka ke dalam satu unit dan memperkenalkan mata uang baru, yaitu deutschmark.

Masalah terbesar bagi Stalin adalah rakyat Jerman dari blok yang dikendalikan Rusia tidak bisa mendapatkan kemakmuran yang terjadi di zona lain , tapi mereka dapat merasakan kesenjangan di antara mereka dan zona lain tersebut. Oleh karena itu, menurut Stalin, Sekutu yang berada di Berlin adalah masalah. Dia harus membuat mereka pergi dari Berlin.

Pembentukan Blok Timur



Uni Soviet meletakkan dasar untuk Blok Timur dengan langsung mencaplok daerah beberapa negara seperti Polandia timur yang dimasukkan ke dalam dua SSR ( Socialist Soviet Republic ) yang berbeda yaitu SSR Latvia dan SSR Estonia, kemudian bagian timur Finlandia yang menjadi SSR Karelo-Finlandia dan timur Rumania yang menjadi SSR Moldavia

Negara - negara di wilayah Eropa Timur yang diduduki oleh angkatan bersenjata Soviet langsung dimasukkan ke Blok Timur dengan mengubah mereka menjadi negara satelit. Di antaranya adalah Republik Rakyat Polandia, Republik Soviet Bulgaria , Republik Soviet Hongaria, Republik Sosialis Cekoslowakia, Republik Soviet Rumania dan Republik Soviet Albania.

Pemerintahan gaya Stalinis yang brutal pun dilaksanakan di negara - negara tersebut. Semua penentang akan dibunuh tanpa kompromi. Partai komunis berjaya di negara - negara tersebut, dimana politik dikendalikan secara ketat oleh NKVD, satuan polisi rahasia Uni Soviet.

Di Asia, tentara merah berhasil menggilas Manchuria, dan menempati sebagian besar wilayah Korea Utara.

Blok Timur pun diciptakan, wilayahnya membentang dari Korea hingga Jerman Timur.

Pada akhir 1945, benih-benih Perang Dingin telah tersebar. Kedua belah pihak tidak lagi dihubungkan oleh sebuah musuh bersama. Satu sisi memiliki kekuatan militer konvensional yang sangat besar sementara yang lain memiliki senjata baru yang menakutkan.

Tirai Besi



Sembilan bulan telah berlalu setelah Winston Churchill gagal untuk kembali naik sebagai Perdana Menteri Inggris. Saat itu, Churchill bepergian bersama Presiden Truman untuk membacakan pidato pada tanggal 5 Maret 1946 di Westminster College. Disana Churchill memberikan pidato yang dikenal sebagai pidato "Tirai Besi" kepada 40.000 pendengar.

Dalam pidato ini, Churchill memberikan ungkapan yang sangat deskriptif akan buruknya hubungan negara - negara barat dengan Uni Soviet,

"Kejayaan Sekutu yang begitu cemerlang kini sudah dibayangi awan gelap. Mulai dari Stettin di Baltik hingga Trieste di Adriatik, sebuah tirai besi telah dibentangkan di sepanjang benua."
-Winston Churchill

Konsep "Tirai Besi" ini melambangkan batas-batas ideologi dan fisik yang membagi Eropa ke dalam dua wilayah terpisah dari akhir Perang Dunia II

Pidato ini pun menjadi awal dari Perang Dingin yang sesungguhnya.

Perang Indochina Pertama



Pada tahun 1868 , Prancis berhasil mengalahkan kerajaan Vietnam, dan menanamkan koloni disana maupun daerah Indochina lainnya ( Laos, Kamboja ). Kemudian, selama Perang Dunia II, Jepang berhasil merebut Vietnam dari Prancis.

Saat Amerika Serikat memasuki perang dengan Jepang, mereka menyadari bahwa para organisasi resisten bernama Viet Minh yang menentang Jepang dan dipimpin oleh Ho Chi Minh dapat membantu Amerika dalam mengalahkan Jepang. Amerika Serikat pun membantu mereka, dari memberikan suplai makanan hingga senjata.

Pada akhir perang, meskipun Jepang telah pergi dari Vietnam karena penyerahan mereka, Amerika tidak memberikan kemerdekaan pada Vietnam, tetapi malah mengembalikan Vietnam ke Prancis. Tentu saja ini menyulut kemarahan dari rakyat Vietnam.

Kemudian pada tahun 1949, Perancis mendirikan republik Vietnam di bawah pemerintahan kaisar Bao Dai yang kooperatif dengan Perancis.

Pemerintahan ini serta Prancis pun akhirnya mengalami bentrok dengan Viet Minh. Viet Minh yang dipimpin Ho Chi Minh, seorang Marxis yang kecewa dengan Amerika Serikat akhirnya disupport oleh kekuatan - kekuatan Soviet, sedangkan lawannya disupport oleh kekuatan - kekuatan barat.

Perang Saudara di Yunani



Penyebab Perang Saudara Yunani adalah terpecahnya pemerintahan yang terjadi sebagai akibat dari pendudukan Jerman di Yunani selama perang dunia II dari 1941 hingga 1944. Salah satunya pemerintah adalah pemerintahan dalam pengasingan yang dipimpin oleh Raja Yunani setelah ia melarikan diri ke Mesir selama pendudukan Jerman. Pemerintah ini diakui oleh Sekutu Barat, tetapi tidak oleh Uni Soviet. Pemerintah kedua adalah pembentukan badan berwenang di Athena oleh Jerman, namun pemerintah ini juga tidak memiliki dukungan / legitimasi.

Selama pendudukan Jerman di Yunani, banyak perlawanan dilancarkan kepada pemerintahan Jerman, salah satunya adalah dari Front Pembebasan Nasional Komunis (EAM) dan divisi militernya, Tentara Nasional Pembebasan Rakyat (ELAS)

Jerman meninggalkan Yunani pada September 1944 dan Inggris mengembalikan pemerintahan Yunani seperti sedia kala, bersama dengan EAM kini disertakan dalam politik.

Divisi militer EAM, ELAS, tidak mau bekerja sama dengan pemerintah yang didukung oleh Inggris. Inggris pun meminta ELAS untuk melucuti senjata mereka. Mogok kerja pun dinyatakan oleh para simpatisan komunis Yunani pada 2 Desember 1944. Hari berikutnya, konflik antara otoritas lokal dan ELAS pun tak terhindarkan.

Setelah Winston Churchill mengunjungi Yunani, gencatan senjata ditandatangani dan gerilyawan ELAS mundur dari Athena. Sebuah kesepakatan dicapai pada 12 Februari 1945, yang menyerukan bahwa para ELAS harus menyerahkan senjata dalam waktu empat belas hari.

Namun, konflik terus berlangsung karena dua alasan, yakni pemerintah Yunani sedang tidak stabil dan Yunani juga memiliki konflik teritorial dengan Yugoslavia dan Albania. Josip Broz Tito, pemimpin Komunis Yugoslavia, memberikan dukungan kepada ELAS. Pasukan Komunis Yunani mundur ke utara di mana mereka bisa didukung oleh Yugoslavia dan Albania.

Inggris pun mengirim 40.000 pasukan ke Yunani dan memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah, namun sayangnya, Inggris sendiri memiliki kesulitan keuangan dan tidak akan melanjutkan dukungannya setelah 31 Maret 1947, hari pemilihan umum di Yunani.

Pada tanggal 21 Februari 1947, Amerika Serikat diminta oleh Inggris untuk memberikan dukungan kepada Yunani dan Turki. Presiden Truman pun mengirim 400 juta dollar kepada pemerintah Yunani.

Sebagai tanggapan atas hal ini, ELAS mengumumkan pembentukan pemerintahan komunis atas Yunani. 30.000 gerilyawan ELAS pun melaju ke Athena.

Doktrin Truman




Masalah yang dihadapi oleh Yunani, bersamaan dengan tuntutan oleh Uni Soviet untuk membangun pangkalan militer di Selat Turki, membuat Amerika Serikat untuk menyatakan Doktrin Truman pada tahun 1947.

Doktrin Truman adalah sejumlah kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden AS Harry S. Truman pada 12 Maret 1947 yang menyatakan bahwa AS akan mendukung Yunani dan Turki dengan bantuan ekonomi dan militer untuk mencegah mereka jatuh ke dalam lingkup Soviet.

Truman menyatakan bahwa doktrin ini ialah kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung masyarakat bebas yang melawan mencoba penaklukan bersenjata oleh tekanan luar. Truman beralasan, karena rezim totaliter Soviet merusak kebebasan berpendapat dan mengancam perdamaian dunia. Ia berpendapat bahwa jika Yunani dan Turki tidak menerima bantuan yang sangat dibutuhkannya, mereka pasti akan jatuh ke komunisme dengan konsekuensi serius di seluruh wilayah.

Selama bertahun-tahun Inggris telah mendukung Yunani, tapi sekarang kebangkrutan memaksanya mengurangi keterlibatannya. Pada bulan Februari 1947, Inggris secara resmi meminta Amerika Serikat mengambil alih perannya dalam mendukung pemerintah Yunani

Bantuan keuangan Amerika Serikat membantu menstabilkan pemerintahan Yunani.Bantuan militer membantu mendepak ELAS kembali ke utara.

Yugoslavia yang tidak setuju dengan Uni Soviet pada beberapa masalah , membagi akhirnya membagi negaranya menjadi dua, yaitu komunis pendukung Tito ( Perdana Menteri Yugoslavia ) dan komunis pendukung Stalin. Yugoslavia pun mengakhiri dukungannya terhadap ELAS pada bulan Juli 1948.

Pada tanggal 16 Oktober 1949, perang saudara di Yunani berakhir dimana ELAS menyatakan penyerahan diri mereka.

Dalam semua 50.000 orang tewas selama Perang Saudara. Sebagian besar kematian terjadi sebagai akibat dari kebrutalan ELAS itu. Para ELAS membakar desa, dan membunuh banyak warga sipil.

Kemenangan Yunani atas komunis pun membuahkan satu kursi untuk negara ini di PBB.

Marshall Plan



Rencana Marshall atau Marshall Plan adalah program ekonomi skala besar pada tahun 1974 - 1951 oleh Amerika Serikat yang bertujuan membangun kembali kekuatan ekonomi negara - negara di Eropa setelah Perang Dunia II usai. Penamaan diambil dari Menteri Luar Negeri, George C. Marshall. Pembagian bantuan Rencana Marshall ini tidak hanya untuk negara - negara Eropa namun juga negara Asia yang terkena imbas dari Perang Dunia II.

Pada tanggal 5 Juni 1947, dalam pidato dimulainya di Harvard University, Menteri Luar Negeri George C. Marshall pertama kali menyebutkan bantuan Amerika Serikat dalam memulihkan infrastruktur dan ekonomi Eropa. Eropa Barat merespon baik dan produktivitas pertanian dan industri Eropa akhirnya berhasil dikembalikan.

Setali tiga uang, rencana ini juga berhasil mengurangi pengaruh Uni Soviet di Eropa.

George C. Marshall akhirnya mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian.

Cominform




Cominform atau Biro Informasi Komunis adalah nama forum resmi pertama dari gerakan komunis internasional sejak pembubaran Komintern, dan dikonfirmasi realitas baru setelah Perang Dunia II - termasuk penciptaan Blok Timur. Comintern adalah organisasi komunis internasional yang diprakarsai di Moskow pada bulan Maret 1919 dengan tujuan melawan "borjuisasi" dengan segala cara, termasuk dengan mengerahkan angkatan bersenjata.

Cominform adalah sebuah organisasi yang dikoordinir oleh partai komunis Soviet dan didirikan pada bulan September 1947 di sebuah konferensi para pemimpin partai Komunis di Szklarska Poręba, Polandia. Pemimpin absolut Uni Soviet, Joseph Stalin membuat konferensi tersebut demi menanggapi perbedaan pendapat antara pemerintah Eropa Timur untuk hadir atau tidak dalam Konferensi Paris yang membahas Marshall Plan pada bulan Juli 1947.

Tujuan dari Cominform adalah untuk mengkoordinasikan tindakan antara partai-partai Komunis di bawah arahan Uni Soviet dan Stalin.

Kudeta di Ceko



Banyak masalah - masalah penting dibahas oleh pemimpin Sekutu dalam berbagai konferensi selama Perang Dunia II. Sayangnya, banyak kesepakatan yang dibuat akhirnya tidak terwujud pada tahun-tahun seusai perang. Peristiwa yang mengarah ke kudeta Cekoslowakia tahun 1948 adalah contoh kegagalan terbesar dari berbagai kesepakatan tersebut.

Eropa Timur menjadi masalah bagi para pemimpin Sekutu untuk mendiskusikan ketika tentara Soviet mulai menduduki daerah ini pada tahun 1944. Banyak proposal tentang bagaimana negara-negara ini akan diberikan dianggap. Salah satu program adalah Winston Churchill, yang disebut untuk wilayah yang akan dibagi ke dalam lingkup pengaruh sama dengan bagaimana Jerman dibagi. Churchill juga pendukung rencana untuk memungkinkan pemerintah di pengasingan bangsa-bangsa (yang beroperasi di London pada waktu itu) untuk kembali berkuasa di tanah air mereka setelah perang usai.

Masalah di Eropa Timur didiskusikan oleh Sekutu barat saat Uni Soviet menduduki negara - negara di daerah tersebut yang sebelumnya dikuasai Jerman. Winston Churchill mengusulkan agar pemerintahan berwenang sebelum pendudukan Jerman dikembalikan kekuasaannya.

Stalin menentang rencana tersebut, karena dia mengatakan bahwa dia sudah menempatkan banyak pasukannya di negara - negara tersebut. Stalin pun beralasan, bahwa ini untuk mencegah agresi seperti yang dilakukan Jerman terhadap Uni Soviet pada masa Perang Dunia II.

Menyadari bahwa Stalin menyuarakan keprihatinan yang sah , sekutu memperbolehkan negara-negara Baltik dan sebagian dari Polandia untuk berada di bawah pengaruh Uni Soviet, ditambah lagi Stalin menjanjikan pemilihan umum yang bebas dan jujur di Polandia.

Namun apa yang terjadi jauh dari yang diharapkan oleh sekutu. Sebuah pemerintah komunis didirikan di Rumania, pemilu di Polandia dibatalkan, perdana menteri terpilih dari Bulgaria dipaksa turun dari posisi dan berbagai aktivis ternama yang melawan komunisme di Bulgaria ditangkap dan dieksekusi.

Kasus Ceko menunjukkan paling jelas bagaimana Stalin melanggar janji semasa perang dunia II. Sejak awal perang, Cekoslowakia telah berusaha untuk menjadi negara netral.

Namun ketika tiba saatnya untuk membahas urusan luar negeri, Ceko cenderung bersekutu dengan Uni Soviet ( karena keadaan geografisnya yang dekat ) , tetapi seusai perang dunia II , pemerintahan Ceko berusaha memulihkan demokrasi di negaranya. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi mereka setelah Perang Dunia II, pemerintah Ceko menerima bantuan yang ditawarkan dalam Marshall Plan.

Tetapi Stalin tidak akan membiarkan setiap negara dalam lingkup pengaruh Uni Soviet untuk berubah menjadi negara demokrasi.

Stalin memerintahkan pada pemerintahan Ceko untuk tidak menerima bantuan dari Marshall Plan, dan kemudian membentuk Cominform, organisasi untuk memerangi Marshall Plan yang Stalin sebut sebagai bagian dari rencana "Imperialisme Amerika". Ekonomi Ceko pun memburuk, sementara negara-negara Eropa Barat mulai pulih.

Doktrin Truman pun diberlakukan, dan Presiden Truman berkata bahwa dia akan membantu negara - negara yang terlibat perang melawan komunisme dengan bantuan ekonomi dan militer.

Merasa tertantang, Stalin pun merencanakan kudeta di Ceko. Februari 1948, di Praha, presiden Ceko, Edvard Benes, digulingkan dari kekuasaan dan digantikan oleh pemimpin dari partai komunis Ceko, Klement Gottwald. Pemerintah demokratis terakhir di Eropa Timur kini telah menjadi komunis.

Stalin dan Tito



Selama Perang Dunia II, tidak seperti negara-negara lain di Eropa yang diduduki oleh Nazi, Yugoslavia mengalahkan pendudukan Nazi tanpa dukungan berarti dari Sekutu. Tentara Merah pun hanya membantu para partisan Yugoslavia untuk mengambil kembali Beograd, dan bantuan yang lainnya hanya secara tidak langsung, yakni dalam pertempuran tentara merah melawan pasukan Jerman di tempat lain dan menngalihkan perhatian mereka dari front Yugoslavia.

Peran utama Marsekal Josip Broz Tito dalam membebaskan Yugoslavia tidak hanya sangat memperkuat posisinya dalam partai dan orang-orang Yugoslavia, tetapi juga menyebabkan dia lebih ngotot bahwa Yugoslavia harus mendapatkan lebih banyak ruang untuk menjalankan kepentingan mereka sendiri. Hal ini menyebabkan sedikit kerenggangan antara kedua negara sebelum Perang Dunia II selesai. Meskipun secara resmi Tito adalah sekutu Stalin setelah Perang Dunia II, Stalin telah mengirim mata-mata di partai Yugoslavia pada awal 1945.

Beberapa saat setelah Perang Dunia II, terjadi konflik bersenjata antara Yugoslavia dan beberapa pihak Sekutu Barat. Dari tahun 1945 sampai 1948, setidaknya ada empat pesawat AS ditembak jatuh oleh Yugoslavia. Stalin akhirnya menentang provokasi ini , karena ia merasa bahwa Uni Soviet tidak siap untuk menghadapi negara - negara Barat dalam perang terbuka setelah kerugian besar - besaran akibat Perang Dunia II.

Blokade Berlin



Setelah Perang Dunia II, Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan dikelola oleh empat negara: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. Selanjutnya, Berlin, terletak di zona pendudukan Soviet yang menjadi Jerman Timur, itu sendiri juga dibagi menjadi empat sektor. Komunisme telah dilembagakan di daerah yang dikontrol oleh Uni Soviet, sementara pemerintah di tiga wilayah tersisa dimodelkan atas sistem politik Barat.

Perbatasan terbuka antara sektor Soviet dan sektor dikendalikan di Berlin Barat memungkinkan ratusan ribu penduduk Eropa Timur untuk melarikan diri dari pemerintahan Uni Soviet. Hal ini tidak hanya memiliki dampak negatif terhadap perekonomian Eropa Timur, merupakan kejadian memalukan bagi politik Uni Soviet.

Tiga kekuatan Barat dan Uni Soviet berada di konflik struktur politik masa depan Jerman. Negara-negara Barat mulai melaksanakan rencana mereka, yang termasuk menciptakan mata uang umum untuk tiga zona yang dikendalikan oleh mereka, pada tahun 1948. Uni Soviet keberatan dengan rencana mereka untuk mata uang bersama dan mengancam untuk memblokade Berlin. Masalah ini tidak berhasil diselesaikan, sehingga pada tanggal 24 Juni 1948, Uni Soviet menghentikan semua pengiriman suplai ke Berlin memotong listrik untuk tiga sektor barat Berlin, mengakibatkan sekitar 2,5 juta orang tanpa suplai makanan dan bahan bakar untuk ke depannya.

Selain itu,Tito secara terbuka mendukung kaum komunis dalam perang saudara Yunani, sementara Stalin menjaga jarak dari konflik tersebut setelah menandatangani perjanjian dengan Churchill.

Perbedaan ini akhirnya menyebabkan perpecahan. Salah satunya adalah pengiriman pasukan di Albania untuk mencegah konflik sipil di Yunani menyebar ke negara-negara tetangga (termasuk Yugoslavia), dan dilakukan tanpa konsultasi dengan Stalin yang membuatnya sangat marah.

Stalin juga marah atas aspirasi Tito untuk mengabungkan Yugoslavia dengan Bulgaria ( untuk menciptakan "Tanah air sejati bangsa Slav" ), tanpa adanya konsultasi dengan dia. Stalin akhirnya memanggil dua pejabat Tito, Milovan Djilas dan Edvard Kardelj, ke Moskow untuk membahas hal ini. Hasil dari pembicaraan tersebut adalah Djilas dan Kardelj yang akhirnya yakin bahwa perbaikan hubungan Uni Soviet-Yugoslavia sudah mencapai jalan buntu.

Akhirnya pada pertemuan Cominform yang kedua, Yugoslavia tidak hadir dan akhirnya didepak keluar dari sana. Yugoslavia pun akhirnya berdiri sendiri.

Tito menggunakan keterasingan dari Uni Soviet untuk mengambil bantuan Amerika Serikat melalui Marshall Plan, serta menciptakan Gerakan Non-Blok, di mana Yugoslavia merupakan kekuatan utama dalam gerakan tersebut. Gerakan ini penting tidak hanya untuk Yugoslavia dan Tito, tetapi juga dalam jalannya pemerintahan dunia, karena kejadian ini adalah perpecahan pertama antara negara Komunis dengan "tuan"-nya, Uni Soviet.

North Atlantic Treaty Organization



Setelah Perang Dunia II, negara-negara Eropa Barat menyadari bahwa diri mereka terlalu lemah secara politis dan militer untuk mencegah penyebaran "tirai besi" komunis. Aliansi Perancis dan Inggris melalui Perjanjian Brussel memiliki kekuatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan Uni Soviet.

Untuk menanggapi ini, Pakta Pertahanan Atlantik Utara / North Atlantic Treaty Organization ( NATO ) dibentuk. NATO adalah sebuah aliansi resmi antara Amerika Serikat dan negara - negara Eropa. Tujuan utamanya adalah untuk membela satu sama lain jikalau ada kemungkinan komunis Uni Soviet mengambil alih negara mereka. Banyak negara-negara kuat bergabung dengan NATO bersamaan dengan penandatanganan dokumen resmi pada 4 April 1949, yaitu

  • Belgia
  • Inggris
  • Italia
  • Islandia
  • Luxemburg
  • Amerika Serikat
  • Kanada
  • Prancis
  • Belanda
  • Denmark
  • Norwegia
  • Portugal
Jerman Barat, Turki dan Yunani bergabung dengan 1955.

Berakhirnya Blokade Berlin



Untuk mengatasi blokade Berlin yang dicanangkan oleh Stalin, kekuatan Barat mengorganisir pengiriman 2 juta ton makanan, bahan bakar dan barang-barang lainnya ke Berlin dalam lewat kurang lebih 200.000 penerbangan. Soviet tidak menanggapi pemasokan ini untuk menghindari terjadinya perang. Pada puncak airlift, pesawat terbang sekitar jam dalam empat blok jam take off dan landing setiap 90 detik. Pada waktu tertentu ada tiga puluh dua pesawat di udara.

Blokade pun diakhiri oleh Stalin pada 29 April 1942, dan Stalin pun menyetujui rencana yang diusulkan negara - negara barat sebelum terjadinya blokade ini.

Berdirinya Republik Rakyat China



Tahun 1912, kaum modernis demokrat, dipimpin oleh Sun Yat Sen mendirikan pemerintahan Republik China di selatan, setelah menumbangkan monarki dinasti Qing di China. Namun di beberapa tempat di utara , beberapa penguasa daerah tetap berkuasa.

Setelah perang dunia I berakhir, negara - negara barat tidak mengacuhkan republik itu dan memperlakukan para penguasa daerah itu sebagai penguasa sejati China. Maka Sun Yat Sen pun berpaling ke Uni Soviet, yang membantu mengubah pemerintahannya menjadi pergerakan militer yang dikuasai satu partai tunggal, partai nasionalis.

Namun Uni Soviet juga mendirikan partai komunis kecil di China, yang bekerja sama dengan kaum nasionalis.

1925, Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Shek menggantikannya, dan merasa negara sudah cukup kuat untuk menyerang para penguasa daerah.

Seiring setiap kemenangan, Chiang mengirimkan administrator untuk menegakkan pemerintahan nasionalis, dan para komunis pun berduyun - duyun mengisi posisi - posisi tersebut.

Sadar bahwa partai komunis lebih berpihak pada Uni Soviet ketimbang partai nasionalis, Chiang pun mengalihkan moncong senjatanya ke kaum komunis. 100.000 kaum komunis pun melarikan diri ke utara, dan hanya 8.000 orang yang selamat, dan hasilnya ditunjuklah seorang pemimpin baru, yaitu Mao Zedong.

Seusai perang dunia II, negara - negara barat pun mendesak agar kaum nasionalis dan kaum komunis berdamai. Kedua pemimpin pun berunding, berdebat, dan berpisah tanpa mencapai kesepakatan apa - apa.

Chiang pun pergi dengan percaya diri setelah melihat kaum komunis yang pasukannya kecil dan berperlengkapan buruk. Dia pun bersekutu dengan para penguasa daerah yang punya cukup senjata, namun dibenci karena sebelumnya bekerja sama dengan Jepang.

Dengan dukungan tersebut, ia merasa aman dan membebastugaskan 500.000 pasukan nasionalis yang sudah berpengalaman, tanpa jaminan pekerjaan, dan harta namun punya telinga yang siap mendengar bujuk rayu komunis.

Pasukan komunis pun berkembang menjadi 4 kali lipat. Mereka juga tahu tempat - tempat penyimpanan persenjataan Jepang yang ditinggalkan di China. Diperparah dengan korupsi beberapa kaum nasionalis, Chiang pun mulai kehilangan simpati dari rakyatnya. Perang saudara pun pecah sekali lagi.

Amerika Serikat pun membantu Nasionalis dengan kiriman bantuan ekonomi besar-besaran tetapi tanpa dukungan militer.

Pemerintah nasionalis pun berusaha untuk mendapatkan dukungan melalui reformasi internal, namun usaha itu sia-sia, karena korupsi yang merajalela dalam pemerintahan dan kekacauan politik dan ekonomi yang menyertainya.

Pada akhir 1948 posisi nasionalis semakin suram. Pasukan kaum nasionalis yang menjadi bobrok karena kelelahan setelah perang melawan Jepang tidak mampu melawan tentara kaum komunis, meskipun menang jumlah. 1949, Beijing pun diduduki kaum komunis. Mao Zedong pun menyatakan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949. Kaum pun nasionalis didepak dari dataran China, dan kabur ke Taiwan, dimana Republik China masih berdiri sampai sekarang.

Delegasi Uni Soviet pun meminta Amerika dan PBB untuk mengakui pemerintah China yang baru, namun ditolak. Taiwan pun tetap menduduki "kursi China" dan memiliki hak veto.

Uni Soviet Meledakkan Bom Atom Pertamanya




Pada tanggal 29 Agustus 1949, Uni Soviet meledakkan bom atom pertamanya dengan kode nama "First Lightning". Ini menjadi kejutan yang sangat mengerikan untuk Amerika Serikat, menyadari betapa cepatnya Uni Soviet telah menemukan teknologi tersebut. Sebelumnya, Amerika Serikat telah menggunakan dua bom atom di Jepang menyebabkan mereka untuk menyerah selama Perang Dunia II. Dampak kepemilikan senjata nuklir oleh Uni Soviet pada Amerika Serikat menyebabkan Amerika mempertanyakan keselamatan mereka sendiri.

Presiden Truman merespon dengan mengevaluasi kembali posisi Amerika Serikat di dunia dan menyerukan bahwa Amerika Serikat akan membangun senjata konvensional dan nuklir untuk menghentikan penyebaran pengaruh Soviet di seluruh dunia.

Bom Soviet merupakan hasil pengembangan dari "Fat Man," berdasarkan berkas disediakan oleh Klaus Fuchs, seorang ekspatriat Jerman dan mata - mata Soviet yang bertugas dalam Manhatan Project yang dikirim oleh Stalin sejak awal pengembangannya.

Untuk pertama kalinya, Amerika menyadari bahwa mata-mata Soviet telah memperoleh akses ke rahasia negara yang dijaga paling ketat.

Dominasi singkat Amerika Serikat atas dunia karena kekuatan nuklir pun berakhir.

Proposal Akan Senjata Baru



Pada tanggal 23 September 1949, Presiden Harry S. Truman mengejutkan dunia ketika ia mengumumkan bahwa Uni Soviet telah melakukan uji coba senjata nuklir. Meskipun banyak ilmuwan dan beberapa organisasi intelijen Amerika Serikat telah meramalkan bahwa Uni Soviet akan memperoleh teknologi canggih ini tak lama setelah Amerika, kejutan tetap memicu rasa panik di Amerika Serikat. Ditambah lagi dengan tekanan dari militerisasi yang pesat Eropa Timur serta kemenangan kaum komunis dalam perang saudara China. Amerika Serikat pun memulai langkahnya untuk menarik perhatian dunia kembali.

Awalnya, Truman meminta nasihat Atomic Energi Commision (AEC) yang dibentuk pada tahun 1946 untuk mengawasi penelitian dan pengembangan senjata nuklir. Direktur AEC David Lilienthal berkata tidak akan melanjutkan penelitian senjata nuklir selama masa damai. Tapi setelah menyaksikan aksi Soviet baru - baru ini membuat salah satu anggota AEC, Lewis Strauss, membujuk Lilienthal untuk melakukan penelitian lebih lanjut soal senjata termonuklir. Dia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali hegemoni mereka atas senjata nuklir adalah penciptaan senjata baru, bom hydrogen.

Strauss pun mulai kampanye agresif untuk meyakinkan Truman. Lilenthal pun memerintahkan General Advisory Committe (GAC) untuk ikut mempelajari proposal ini lebih lanjut.

Terdiri dari para fisikawan handal dan diarahkan oleh pemimpin proyek Manhattan, J. Robert Oppenheimer, GAC mendiskusikan potensi dan bahaya dari pengembangan bom hidrogen di Amerika Serikat.

Berakhirnya Perang Saudara Yunani



Bantuan finansial dari US membantu menstabilkan pemerintahan pusat Yunani, serta ditambah dengan bantuan militer yang akhirnya berhasil membantu tentara nasional Yunani untuk mendepak ELAS kembali ke utara. Sementara itu, Tito, sang pemimpin Yugoslavia yang tidak sependapat dengan Stalin dan memisahkan diri dari blok Soviet. Karena kejadian ini pula, Partai Komunis Yunani harus memilih, haruskah mereka memihak Tito dan Yugoslavia, sekutu mereka selama perang saudara ini, ataukah berpihak kepada Stalin dan Uni Soviet. Hasilnya, Yugoslavia akhirnya mengakhiri dukungannya kepada ELAS pada Juli 1948, sebab mereka memilih untuk mendukung Uni Soviet.

Pemberontakan terus dilancarkan, namun tidak memberikan kemajuan yang berarti , dan akhirnya perlawanan terakhir yang signifikan dari Partai Komunis Yunani terjadi pada tanggal 28 Agustus 1949, namun berakhir dengan kekalahan besar melawan tentara nasional Yunani yang dipimpin oleh jendral Alexander Papagos. Pada tanggal 16 Oktober ELAS mengumumkan penyerahan diri mereka.

Perang saudara Yunani pun berakhir dengan korban sekitar 50 ribu jiwa.
II. Bentrokan Antar Raksasa

Communist Witch Hunt



Joe McCarthy dilahirkan di sebuah keluarga katolik Roma di Appleton, Wisconsin. Meskipun McCarthy di DO dari sekolahnya pada umur 14 tahun, ia kembali ke tekun menyelesaikan studinya pada tahun 1928 sampai akhirnya dia menjadi mahasiswa di Universitas Marquette.

Meskipun awalnya dia berpihak pada Partai Demokrat awal tahun politiknya, ia segera beralih ke Partai Republikan setelah diabaikan sebagai kandidat jaksa di Partai Demokrat. Kampanye kotor yang dia lakukan berhasil memberinya posisi tinggi. Untuk merangsang karir politiknya, McCarthy berhenti dari pekerjaannya sebagai hakim dan bergabung sebagai marinir selama Perang Dunia II. Setelah karir militernya yang singkat, McCarthy mencalonkan diri sebagai kandidat untuk senat Partai Republikan, dimana ia menggunakan propaganda dan tuduhan palsu terhadap lawannya, Robert La Follette, untuk mempromosikan dirinya sendiri. Setelah merusak reputasi La Follete ,akhirnya McCarthy memenangkan pemilihan dan menjadi Senator.

Setelah menjadi anggota senat, Edmund Walsh, rekan dekatnya yang anti-komunis mengusulkan "perang salib" melawan komunisme yang dia anggap subversif. McCarthy yang antusias akhirnya setuju dan mengambil keuntungan dari berbagai histeria rakyat tentang perlawanan akan komunisme.

Inilah awal "Perburuan Penyihir Komunis" atau "Communist Witch Hunt"

9 Februari 1950, McCarthy mengklaim bahwa ia memiliki daftar yang menyatakan bahwa 205 orang di Departemen Luar Negeri adalah anggota Partai Komunis Amerika. Orang-orang ini pada daftar dalam kenyataannya tidak semuanya komunis, beberapa telah terbukti hanya menjadi pecandu alkohol atau memiliki skandal seks.

McCarthy kemudian menuduh beberapa tokoh masyarakat, misalnya Louis Budenz, mantan editor The Daily Worker, dengan tuduhan yang kurang jelas. Korban lain dari tuduhan palsu McCarthy adalah Drew Pearson, seorang kritikus yang mendiskreditkan cara - cara McCarthy secara teratur melalui kolom dan siaran radio. McCarthy akhirnya mengakhiri siaran yang dimotori oleh Pearson dengan menghilangkan dukungan sponsor untuk siaran tersebut.

Kampanye dan propaganda anti komunis McCarthy pun melebarkan sayapnya ke badan - badan lain dari politik hingga perfilman. Ratusan penduduk Amerika yang dianggap simpatisan komunisme dan Uni Soviet dituduh, ditangkap dan diinterogasi olehnya. Banyak pihak tertuduh akhirnya menuduh orang lain untuk menyelamatkan karirnya baik di politik maupun bisnis yang bisa terancam oleh tuduhan McCarthy.

Senjata Super, Bom Hydrogen



Secara singkat, bom Hydrogen adalah konsep yang dibuat oleh Enrico Fermi dan Edward Teller. Dasarnya adalah bom yang memiliki fusi energi yang sama dengan inti matahari. 5 bulan telah berlalu setelah bom atom milik Soviet diledakkan. Perdebatan rahasia berkecamuk di kalangan pejabat pemerintah, perwira militer, dan para ilmuwan di Amerika Serikat.

Banyak ilmuwan anggota GAC mengatakan ( dan berharap ) bahwa konsep ini mustahil untuk dikembangkan. Kubu perdebatan terbagi dua, yang pro akan pengembangan bom hydrogen ini, dan yang menentang.

Berharap untuk menutup masalah dari publik sampai keputusan tegas telah dibuat, Truman memerintahkan semua individu yang terlibat dalam proses untuk menghindari penyebutan "senjata baru" kepada pers. Namun usaha itu sia - sia, pada konferensi pers pada tanggal 19 Januari 1950, Presiden menerima pertanyaan tentang masalah ini.

Presiden Truman yang bertekad untuk menghindari debat publik, mengumumkan keputusannya kepada rakyat Amerika, bahwa Amerika akan mengembangkan senjata baru. Tensi politik yang menekan membuatnya harus bergerak cepat. Dua hari setelah keputusan Truman diumumkan, pihak berwenang Inggris menahan seorang Jerman, Klaus Fuchs, mata - mata Soviet yang ditempatkan oleh Stalin untuk mengintai proyek Manhattan.

Pada 10 Maret Presiden Truman pun memerintahkan dimulainya pengembangan bom hidrogen. Oppenheimer menentangnya, namun keadaan dunia saat itu yang memanas tidak memberinya pilihan lain.

Dimulainya Perang Korea




Selama beberapa waktu Korea telah banyak dimanfaatkan oleh bangsa lain. Pada tahun 1910 setelah dikuasai oleh Jepang, banyak sumber daya alamnya dikuras secara besar - besaran, dan ketika Jepang memutuskan untuk menyerang China, Jepang memaksa rakyat Korea untuk bekerja di kamp - kamp yang memasok peralatan militer. Pada akhir Perang Dunia II, kurang lebih ada 4 juta warga Korea yang telah dikirim menjadi pekerja paksa di kamp - kamp tersebut.

Amerika Serikat dan Uni Soviet telah membuat perjanjian untuk membagi Korea menjadi dua, tanpa melibatkan pendapat dari rakyat Korea. Nasib Korea saat itu digantungkan oleh kolonel Amerika Serikat, Dean Rusk dan Charles Bonesteel. Di Konferensi Kairo (November 1943), Republik Cina ( Nasionalis ), Inggris, dan Amerika Serikat memutuskan bahwa Korea harus menjadi negara merdeka pada waktunya, dan Stalin pun setuju. Pada bulan Februari 1945, di Konferensi Yalta, Sekutu gagal mendirikan perwalian Korea sebagaimana diwacanakan pada tahun 1943 oleh presiden Amerika Serikat Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.

Akhirnya pada 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan pernyataan perang terhadap Jepang, dan pada hari berikutnya, mereka mendarat di Korea Utara dan mengusir Jepang , namun berhenti di "Paralel utara ke-38", garis khayal yang dijabarkan pada rapat penentuan nasib Korea sebelumnya dan membagi semenanjung Korea menjadi dua . Amerika sendiri tidak mendarat di Korea sampai 8 September 1945. Pasukan Uni Soviet akhirnya menetap di Korea Utara. Tidak membuang waktu, Stalin pun akhirnya menanamkan pengaruhnya di Korea Utara.

Perserikatan Bangsa - Bangsa pun menetapkan bahwa akan dilaksanakan pendirian negara dan pemilihan umum secara liberal di Korea bagian selatan setelah perang selesai, namun Uni Soviet menentangnya, dan segera, pada tanggal 12 Oktober 1948, didirikanlah Republik Demokratik Rakyat Korea di daerah utara yang dikuasai Uni Soviet. Keadaan pun memanas.

Pada tanggal 25 Juni 1950, tensi ini pun akhirnya meledak. Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Il Sung, dan dengan dukungan dari Stalin dan Uni Soviet, menyerang Korea Selatan. Presiden Truman pun segera mengirim Jendral McArthur untuk menahan serangan tersebut. Sementara itu tentara rakyat Korea Selatan dihancurkan dengan mudah oleh tank dan pesawat tempur buatan Uni Soviet.
-bersambung-

0 comments:

Post a Comment